Senin, 16 Februari 2015

poetry



REMUK

Biar remuk sampai hancur di dalam

Biar keluar pun tak kan dipedulikan

Tidak berubah !

Sampai tak terasa sakit lagi

Kebal !

Tapi dendam

Biarkan saja remuk

Biarkan tak ada yang tahu

Atau ada yang tahu

Tapi tidak menahu

Biarkan saja meraung di dalam

Sampai mati

Memang hati sudah berubah batu

short story



PETUALANGAN CINTA JONO

            Hari masih pagi. Jono mengemas semua barang-barangnya dan siap untuk pergi. Namun perasaan Jono masih enggan untuk meninggalkan rumahnya. Jono adalah seorang pria tampan, cerdas, penuh semangat, sederhana, dan anak yang sholeh. Dua tahun setelah ia kuliah di Stan Jakarta, dia langsung diperkerjakan di kantor perpajakan di Kalimantan. Ini adalah tahun kedua Jono bekerja di Kalimantan.
***
            Jono sangat dikagumi oleh banyak orang. Selain tampan, dia juga pria yang cerdas dan sholeh. Banyak gadis yang mengejar cintanya. Yang pada akhirnya hati Jono pun jatuh ditangan seorang gadis anggun dan cantik bernama Priska. Priska adalah adik tingkat Jono di Stan. Enam bulan mereka menjalin hubungan yang akhirnya Jono pun lulus dan langsung dipekerjakan di Kalimantan. Mereka menjalin hubungan jarak antara Jakarta dan Kalimantan. Jarak yang sangat jauh.
Pada hari libur kerja, Jono selalu pulang ke Solo dan menyempatkan waktunya untuk bertemu dengan Priska di Jakarta. Sampai suatu hari…
“Pris, sudah hampir dua tahun aku bekerja. Umurku sudah semakin matang. Aku sudah punya pekerjaan tetap dan memiliki rumah di Kalimantan. Aku ingin menjalin hubungan yang lebih serius denganmu. Jika kamu mengizinkan aku ingin meminangmu. Apakah kamu bersedia menjadi calon istriku ?”
Priska pun terkejut. Ada keraguan di wajah Priska.
“Jon, aku sangat ingin menjawab pertanyaanmu itu dengan jawaban ‘ya’. Tapi aku masih bingung. Aku bekerja disini, di Jakarta, semua keluargaku disini. Kamu bekerja di Kalimantan. Dan kamu juga bukan orang Jakarta asli, keluargamu jauh di Solo. Dan kamu juga tau bahwa orangtuaku sangat menentang hubungan kita. Aku tahu kamu adalah orang yang paling baik yang pernah kutemui. Siapa yang tidak ingin menjadi calon istrimu ? aku minta maaf, Jon. Aku sungguh tidak ingin semua ini.” jawab Priska sambil berlinang air mata.
“Aku tahu jawabanmu, Pris. Dan aku mencoba mengerti perasaanmu. Mungkin ini sudah jalan kita untuk tidak bersama. Aku menerima semua ucapanmu. Jumat pagi aku sudah akan kembali ke Kalimantan. Mungkin ini pertemuan terakhir kita, jadi aku sekalian pamit kepadamu. Terima kasih atas semua yang telah kau berikan kepadaku. Itu adalah hal terbaik yang pernah kuterima seumur hidupku. Aku akan terus menyayangimu, Pris.” Kalimat terakhir Jono yang kemudian beranjak pergi dari tempat Priska.

“Maafkan aku, Jon.” Jawab Priska lirih dan tertunduk sambil berlinang air mata.
Keesokan hari, sahabat karib Jono, Mika, meminta Jono agar mereka bertemu di taman.
“Ku dengar kamu akan kembali ke Kalimantan besok pagi, Jon ?”
“Ya, memang benar, dari mana kau tahu ?.”
“Kemarin aku bertemu dengan Priska. Dia yang bilang kepadaku.”
“Oh…” jawab Jono singkat.
“Begini, sebenarnya aku memintamu untuk bertemu disini karna aku ingin membicarakan sesuatu padamu.”
“Ada apa, Mik ? apa terjadi sesuatu ?”
“Begini, seperti yang sudah kukatakan padamu, kemarin aku bertemu dengan Priska. Dan dia kelihatan sangat sedih. Dia pun sudah menceritakan kepadaku semua yang telah terjadi kepadamu dan Priska kemarin.”
“Jadi dia bercerita semuanya padamu ? lalu apa yang ingin kau bicarakan ?”
“Sebenarnya tidak seharusnya aku mengatakan hal ini kepadamu. Begini, Jon, sebelumnya aku minta maaf. Sebenarnya selama ini aku sangat menyayangi Priska. Setelah aku mendengar semua cerita Priska kemarin, aku memberanikan diriku untuk berbicara ini kepadamu. Jika kamu mengizinkan, aku ingin meminang Priska. Aku minta maaf, Jon. Kau pantas membenciku sudah berkata semua ini. Tapi aku hanya ingin mengungkapkan semua isi hatiku yang sudah tersimpan lama.”
Jono sangat terkejut dengan semua kalimat-kalimat yang dilontarkan Mika.
“Hemh…” Jono menghela nafas.
“Sekarang ini pasti kau sangat membenciku, Jon. Sekarang kau boleh mengolok-olokkan ku, Jon. Aku pantas mendapatkannya. Aku menyesal, Jon. Kau boleh memukulku sesukamu.”
“Engga, Mik. Aku mengerti perasaanmu. Meski aku juga sangat terkejut dengan semua perkataanmu. Aku sangat tidak menyangka semua ini akan terjadi. Kamu orang baik, Mik. Aku mengenalmu dari dulu. Menikahlah dengan Priska. Pasti dia juga akan bahagia memiliki pasangan sepertimu. Aku juga akan bahagia apabila orang yang kusayangi bahagia.” Jawaban Jono melegakan hati Mika.


“Apa kau sadar mengatakan semua ini, Jon ?” jawab Mika terkejut.
“Ya, aku benar-benar sadar, dan aku sudah membuat keputusan.” Jawab Jono tenang yang sebenarnya hatinya seolah tercabik-cabik oleh semua perkataan temannya. Jono hanya tidak ingin menyakiti hati temannya.
“Aku tidak tahu harus berkata apa, Jon. Aku sangat senang dan berterima kasih padamu telah memberiku kesempatan. Terima kasih, Jon.” Sahut Mika bahagia.
***
Jono berangkat ke Kalimantan dengan perasaan kecewa yang amat mendalam. Lamunannya tak henti menatap jendela pesawat.
Sesampainya di Kalimantan, ia menjalani kehidupannya seperti biasa bekerja di kantornya.
Enam bulan berlalu, libur panjang pun tiba. Jono dan teman-teman sekantornya berencana untuk berlibur ke Bandar Lampung. Mereka menyewa sebuah villa di sana. Ketika Jono akan pergi ke mini market, ditengah jalan, ia tidak sengaja menyempret seorang bapak-bapak di pinggir jalan. Jono pun mengantarkannya ke rumah sakit terdekat. Untungnya bapak itu hanya terluka ringan, dan langsung diperbolehkan pulang ke rumah. Jono pun mengantarkannya ke rumahnya.
“Pak, maafkan saya, saya sudah menyempret bapak. Sungguh saya tadi tidak sengaja, pak. Sekali lagi, saya minta maaf, saya sangat menyesal, pak.”
“Aku tidak akan memaafkanmu sebelum kau melakukan dua syarat yang kuberikan kepadamu.”
“Apapun syaratnya pak. Saya akan mempertanggungjawabkan semua yang telah saya lakukan, agar bapak memaafkan saya.”
“Syarat pertama, kau harus menjadi tukang kebunku selama dua Minggu tanpa upah. Bagaimana ? apa kamu bersedia ?”
“Baik, pak. Saya akan melakukannya.”
Selama dua Minggu, Jono melakukan semua tugasnya dengan baik. Dan selama dua Minggu pula, bapak itu menyelidiki dan mencari tahu asal-usul Jono dan kepribadian Jono. Baiknya si Jono, ia tidak akan menyerah untuk mendapatkan maaf si bapak apapun syaratnya.
Dua Minggu pun berakhir.
“Sudah dua Minggu lamanya saya bekerja ditempat bapak tanpa upah. Apakah bapak sudah memaafkan saya ?”
“Masih ada satu syarat  lagi agar aku dapat memaafkanmu.” Jawab si bapak.
“Apa syarat itu,pak ?”
“Kau harus menikahi putriku.” Dengan tegas bapak itu menjawab.
“Tapi, pak…” Jono sangat terkejut.
“Kau sudah berkata bahwa akan melakukan semua syarat yang kuberikan kepadamu agar aku memaafkanmu. Ini syarat terakhirku.”
Jono terdiam.
“Ada yang harus kau ketahui. Anakku sudah tidak mempunyai Ibu dan mempunyai cacat fisik. Dia buta, bisu, tuli, dan tangannya pun ceko. Terimalah dia apa adanya agar aku dapat memaafkanmu. Besok pagi datanglah ke rumah ini dan kau temui putriku.”
Perjalanan pulang ke villa, Jono tak henti memikirkan apa yang dikatakan bapak itu. Dia sangat bingung dan terkejut. Setelah sampai di villa, ia pun bercerita kepada teman-temannya tentang apa yang telah terjadi. teman-temannya pun tidak habis pikir dengan perkataan bapak itu.
Keesokan harinya, Jono pergi ke rumah bapak itu lagi untuk menepati janjinya. Ketika sedang mengetuk pintu dan mengucapkan salam, di seberang pintu ada suara wanita yang menyambut salam si Jono dari dalam rumah. Jono berpikir bahwa itu anak dari bapak-bapak itu. Namun ia juga tidak percaya, karena bapak itu berkata bahwa anaknya buta, bisu, tuli dan ceko. Dia berpikir tidak mungkin itu adalah anak dari bapak-bapak tersebut. Bahkan wanita itu juga dapat membukakan pintu.
Setelah pintu dibuka, ternyata memang seorang gadis yang memakai cadar tertutup dengan rapinya. Jono pun dipersilahkan duduk.
“Nyari bapak, ya ? Tanya sang gadis.
Jono hanya dapat menganggukkan kepalanya. Dalam hati dia bertanya-tanya mengapa gadis itu berkata ‘bapak’.
“Tunggu sebentar, silahkan duduk.” Jono pun duduk.
Tidak lama bapak itu muncul.
“Akhirnya kau datang, nak.” Sang bapak membuka pembicaraan.
“Apakah gadis yang tadi itu anak bapak ?” Tanya Jono penasaran.
“Ya, benar. Dia putriku satu-satunya.”
“Tapi, kata bapak…” sahut Jono kaget.
“Ya, memang aku mengatakan anakku buta karna dia tidak pernah melihat hal-hal buruk yang penuh kemaksiatan, aku mengatakan anakku bisu, tuli karna dia tidak pernah berkata hal-hal buruk dan mendengar hal-hal yang buruk. Aku mengatakan anakku ceko, karna dia tidak pernah melakukan hal-hal yang buruk. Asal kau tahu, selama ini aku menyelidiki asal-usulmu dan mengulik kepribadianmu. Kau penuh tanggungjawab, bijaksana, dan kukira kau anak yang Sholeh. Semenjak aku tahu tentang dirimu, aku langsung ingin menikahkan putriku denganmu. Percayalah putriku ini mempunyai hati yang lembut dan baik, cerdas, dan sholehah. Namanya Nikita. Akan kuperkenalkan kau dengannya. Nikita ! kesini, nak, temui tamu ayah !”
Nikita pun muncul, lalu duduk di sebelah ayahnya.
Nikita, cepat buka penutup cadarmu itu agar calon suamimu melihat kecantikanmu.” Perintah sang ayah.
Dibukalah cadar Nikita. Jono tertegun melihatnya. Nikita sangat cantik dan anggun. Jono langsung simpatik terhadap Nikita yang sepertinya memang calon istri yang baik.
Pernikahan singkat Jono dan Nikita pun diselenggarakan di Lampung tanpa kehadiran satupun keluarga Jono. Hanya teman-teman Jono yang ikut berlibur ke Lampung lah yang menjadi saksi sakral tersebut.
Sampai suatu hari tiba saat Jono harus kembali ke Kalimantan untuk kembali bekerja. Tentu saja dengan keluarga barunya.
Setahun Jono hidup di Kalimantan bersama istrinya, Nikita, dan sudah dikaruniai seorang anak laki-laki. Suatu hari, Nikita mendapatkan surat yang bertuliskan untuk suaminya, Jono dari Jakarta. Lalu dibacanya surat itu.
Jono tersayang,
Sangat berat melewati masa dua tahun lamanya tidak bertemu denganmu. Semakin aku menahan kerinduan ini, aku malah semakin tidak dapat melupakanmu. Aku selalu teringat masa-masa dimana saat kita selalu bersama, Jon. Apa lamaranmu waktu itu masih berlaku, Jon ? seharusnya aku tidak bertanya seperti itu ya ? ngomong-omong, bagaimana keadaanmu sekarang,Jon ? semoga baik. Coba tebak, disini aku tidak bisa berhenti memikirkanmu. Banyak cerita yang ingin kuceritakan padamu.
Setelah kejadian waktu itu, tiba-tiba Mika sahabatmu itu melamarku. Aku benar-banar tidak habis pikir waktu itu. Kemudian aku menolaknya dan tidak jadi menikah dengannya, karna aku masih sangat sayang kepadamu. Orangtuaku selalu memaksaku untuk menikah dengannya. Tapi aku tetap tidak menginginkannya.
Jon, kuharap kau masih mengingatku. Aku sangat merindukanmu. Aku berencana untuk mengunjungimu di Kalimantan Minggu depan. Semoga kamu bersedia menjemputku di Bandara.
Sekian dulu surat dariku. Sekali lagi aku sangat merindukanmu.
Priska, yang selalu merindukanmu.

Nikita sangat terkejut menerima surat tersebut. Kemudian ia langsung mengkonfirmasikan surat tersebut kepada suaminya. Jono menjelaskan semua apa yang sebenarnya terjadi.
“Percayalah Nikita, aku tidak tahu apa-apa tentang isi surat itu. Memang benar, sebelum aku mempersuntingmu, aku mempunyai kekasih di Jakarta. Namun kukira, dia sudah menikah dengan sahabatku setelah aku pindah ke Kalimantan. Namun ternyata semua itu tidak terjadi. dan kau juga tahu, bahwa pernikahan kita pun tak banyak orang yang tahu bahkan keluargaku. Aku benar-benar minta maaf. Aku juga tidak ingin semua ini terjadi.”
“Aku tahu mas, aku mengerti. Minggu depan temuilah dia di Bandara.”
“Apa maksudmu, Nik ?”
“Jikalau kau ingin mempersunting Priska, aku ikhlas.” Jawab Nikita tenang dan penuh kesabaran.
Jono bimbang untuk menentukan pilihan. Di satu sisi dia mempunyai istri yang sangat luar biasa dan disisi lain Priska yang sangat dicintainya menunggunya. Jono tidak ingin melukai hati dua wanita yang sangat baik tersebut.
Hari yang mendebarkan itupun tiba. Jono beserta istri dan anaknya yang masih dalam gendongan menemui Priska di Bandara.
Setelah bertemu, mereka berbicara di suatu restoran.
“Begini Pris, aku akan menjelaskan semua yang telah terjadi. Setelah kejadian itu, dan setelah aku kembali ke Kalimantan, aku menikah dengan seorang gadis. Perkenalkan ini istriku dan anakku. Maafkan aku tidak sempat memberitahumu tentang ini, karena saat itu keadaannya sangat rumit. Aku memutuskan untuk menikah karna sebelum kembali ke Kalimantan, kukira kau akan dipersunting oleh Mika. Karna Mika sendirilah yang telah mengatakannya padaku. Tapi ternyata kau menolaknya. Kukira saat itu kau akan melupakanku, karna saat itu kau benar-benar menolakku. Maafkan aku Pris.” Jono menjelaskan semuanya. Priska kaget dan tidak menyangka semua ini terjadi.
“Kau jangan terus menyalahkan dirimu sendiri, Jon. Sebenarnya akulah yang harus dipersalahkan. Dulu aku menolakmu dan sekarang tiba-tiba aku mengejarmu kembali yang ternyata sekarang sudah memiliki keluarga. Aku sangat malu dengan diriku sendiri. Maafkan aku Jon, dan mbak Nikita, saya benar-benar minta maaf sudah mengganggu keluarga anda. Saya sangat malu. Saya seperti orang yang tidak punya muka. Saya benar-benar minta maaf mbak Nikita.” Kata Priska sambil menangis.
“Jangan berbicara seperti itu mbak Priska. Ini semua musibah. Tidak ada dari kita yang menginginkan ini terjadi. Jikalau mbak Priska menikah dengan mas Jono pun, saya ikhlas mbak, sungguh.” Nikita meredam.
Jono terdiam.
“Tidak mbak Nikita. Saya tidak akan mengganggu keluarga mbak dan Jono. Sungguh saya tidak punya malu jika itu saya lakukan. Saya akan kembali ke Jakarta dan membangun kehidupan saya yang baru. Semoga kita selalu menjadi teman baik dan tidak putus silaturahmi.” Jawab Priska.
“Tentu mbak Priska, kami akan  selalu menjadi sahabat mbak Priska. Ya kan mas ?” Jono mengangguk.
Hari itu pun akhirnya berakhir dengan baik meski masih ada rasa-rasa yang tidak enak dihati.
Beberapa hari kemudian Jono berencana pulang kampung ke Solo memperkenalkan istri dan anaknya kepada keluarganya. Kini giliran keluarga Jono yang akan terkejut. J

~TAMAT~